Bahasannya
tentang anak muda, cinta terlarang tepat, seru juga... Siap disentil logikanya,
iya?
Dengan
mengatasnamakan cinta, sampai menghalalkan segala cara, ya holan halani cinta
gabe godang do aka naposo gabe rittik.. molo dibereng sian kasus na, banyak ya
jenis cinta terlarang: cinta beda agama, cinta terhalang adat, cinta tapi
selingkuh, cinta sama bayangan mantan.. Halah, Kenapa disebut cinta terlarang,
karena memang sudah melanggar norm yang udah diatur oleh lingkaran social tempat
dua individu tersebut, cinta terlarang sangat banyak terjadi oleh karena
ketidaktahuan, dan yang paling banyak sih udah tahu tapi tetap aja nekat,
katanya atas cinta sejati..yaelah….
Namanya
juga manusia yang tinggal bersama mahkluk social lain, kalau masih mau dianggap
di lingkaran sosial, setuju gak setuju harus ngikutin norma social yang berlaku,
kalau nggak mau ngikutin, ya konsekuensinya anda harus rela dikeluarkan.
Pada
awalnya cinta terlarang seperti bukan menjadi masalah yang besar, ujung-ujung
setelah semakin menuju langkah hubungan yang serius, yang paling sewot dengan
cinta terlarang anakmuda adalah keluarga, terutama orangtua. Saya pribadi tidak
banyak saran tentang hubungan terlarang, sebagai anakmuda yang dewasa, coba
analisa banyak untung atau ruginya? Dinamika sosial gak cuma ngomong tentang
perasaan. Setelah melewati beberapa tahap relationship, hubungan terlarang
bakalan berakhir dengan sulit, jika sudah berani membangun impian hubungan, untuk
mengakhirinya tentu akan menjadi kehilangan yang luarbiasa. Halangan-halangan
hubungan terlarang bukan semata dari pasangan itu sendiri, tapi keluarga,
norma, adat yg jelas-jelas diluar kendali kita, Jikapun saya berada di dalam
hubungan terlarang tersebut, terus terang beban saya lama-kelamaan akan semakin
berat.
Masalah
norma, adat, aturan agama adalah masalah yang biasanya melibatkan banyak pihak.
Ini yg buat hubungan terlarang begitu rumit. Relationship gak semata tentang
perasaan dua manusia, manusia butuh hubungan sosial juga dengn social
circlenya, jadi harus ngikutin norm
yg ada.
Buat apa membangun relationship jika bahagianya cuma diawal2 aja, ujung2nya sakit, ngerugiin diri sendiri dan orglain.
— AnakMudaBatak, Inc. (@AnakMudaBatak) February 11, 2014
Gak
sedikit yang saya lihat, tenggelam dengan hubungan terlarang, terikat
pernikahan, nyesal gak bisa lari kemana lagi...Buat yg udah terlanjur, kamu
udah dewasa, analisa untung dan ruginya, kalau cinta hanya nambahin masalah,
mending piker-pikir lagi deh, Apapun bisa dilakukan sebelum itu terlambat
dan mengikat, membiarkan masalah hanya memperumit masalah itu sendiri.
Orangtua
cukup menghantarkan anak menjadi dewasa dan mandiri, tapi gak ada salahnya anak
sedikit cerita masalah hubungan ke ortu, termasuk keinginantahuan tentang adat
juga,
Org batak adalah masyarakat adat, mau gak mau harus ngikutin adat, walaupun udah modern sisihkan waktu utk belajar.. Dalian Natolu cukup..
— AnakMudaBatak, Inc. (@AnakMudaBatak) February 11, 2014
Salah
satu alasan kenapa kamu berhubungan terlarang, karena gak nemu dan belum kenal
sama banyak diluar sana yg pantas utkmu, Salah satu alasan kamu masih
berhubungan beda agama, karena memang kamu gak punya waktu utk kenal orang
seagamamu.
Kesulitan
menemukan pasangan bisa karena social circle yg terbatas, kebanyakan sih ya
karena membatasi pergaulan, temannya itu2 aja.. Tapi Gak sedikit kok marga
dgn kekerabatan dekat saling marsibuatan, dikarenakan terbatasnya ruang gerak
dan pergaulan, dan dianggap kewajaran. Biasanya hal itu masih berlaku di
kampung yg masih didominasi marga dgn kekerabatan
dekat; Sirait-Butarbutar, Samosir-Gultom-Pakpahan-Sitinjak,
Sianturi-Siburian, Aritonang-Rajagukguk, Purba-Simamora, Nababan-Sihombing,...
Sekarang
udah maju, orang batak udah tersebar dimana2, mending menghindari hubungan
tulang- bere, Semarga, namarpadan, Tak kenal maka tak sayang, kenali lebih
dalam margamu lebih dulu, itu aja udah cukup, lalu kenali marga lain, yang bahasa
Jermannya Martarombo. heheheh
Hubungan
yang punya tujuan dan bertanggungjawab itu lebih baik, daripada hanya mendewakan
perasaan dan emosional belaka.
AnakMudaBatak
No comments:
Post a Comment